Esok paginya jam 7 pagi Sofian sudah berada di
Kantor KSP Tabalong, menyiapkan laporan-laporan dan berkas-berkas yang hendak
diserahkan pada Haji Damang sekalian menyerahkan Surat Pengunduran Diri yang
sudah dipersiapkan beberapa hari sebelumnya.
Betapa kaget Sofian karena buku laporan keuangan
bulan ini yang kemarin sudah dipersiapkan ternyata tidak ada, siapa yang
mengambil ya…gunam Sofian dalam hati. Sofian mulai terasa was-was jangan-jangan
ada yang hendak menyalahinya…dengan mengubah data keuangan di buku itu.
Sofian mulai menelisik satu-satu laporan keungan
harian, sepertinya ada yang beda dengan yang telah dia buat kemarin. Ada banyak
selisih –selisih antara uang yang masuk dari para petugas lapangan dengan
catatan yang ada buku dan uang yang telah disetorkan pada Haji Damang.
“ Kok..Jadi seperti ini ya, kemarin-kemarin klop,
tak ada masalah..” lama…Sofian memperhatikan satu-satu angka-angka itu..seperti
ada bekas tipe-ex yang samar sekali.
Belum sempat Sofian berpikir lebih panjang , Haji
Damang sudah masuk ke dalam ruang kerjanya.
“ Selamat pagi…Mas Sofian..waah..pagi-pagi sudah
siap di kantor niih…” Sapa bos Damang yang membuyarkan pikiran Sofian.
“ Selamat pagi juga Bos…iya ini saya mau menyiapkan
berkas-berkas dan laporan keuangan pada Bos Damang…pagi ini, tapi…”
“ Tapi…kenapa
Mas? Ada yang belum selesai…ya sudah diselesaikan dulu, saya juga tidak
buru-buru kok…”
“ Bukan begitu Bos..kemarin sudah saya siapkan
semua, dan klop semua..tapi kenapa
jadi..begini ya..” Jelas Sofian pada Bos Damang.
‘ Memang kenapa Mas? Biasanya tak ada masalah kan..?
Coba diteliti lagi satu-satu, kalau perlu kita panggil kepala cabang-kepala
cabang yang ada di wilayah Kalsel, atau mungkin ada laporan salah satu dari
mereka yang tidak beres..”
“ Kasih saya waktu untuk merunut satu-satu Bos..biar
kelihatan kesalahan terletak dimana ?”
“ Iya..monggo silahkan selesaikan dulu..kalau perlu
bantuan saya ada di ruang sebelah ya..”
“ Terima kasih, Bos..”
Sofian segera meneliti satu-satu laporan harian dari
tiap Unit Cabang , bahkan kalau perlu merunut sampai laporan harian petugas
lapangan. Dari situ Sofian jadi ingat Kepala Unit Cabang Balangan yang bernama
Mikun. Dia ingat kata-kata dan juga tatapan penuh iri dari Mikun pada waktu
rapat koordinasi bulanan KSP Damai se wilayah Kalsel. Entah kenapa Mikun tidak
suka padanya. Padahal mereka sama-sama berasal dari desa yang sama di Kudus.
Mungkin Mikun tidak menyukai karir Sofian begitu baik, bahkan Mikun dengar
kalau tak lama lagi Sofian akan mendirikan KSP sendiri di Kaltim.
Sehari sebelumnya, saat Sofian pergi ke Banjar untuk
menjemput Haji Damang, Mikun memang datang ke KSP Tabalong, dengan alasan ingin
melarat laporannya, Mikun masuk ke ruang kerja Sofian dan mendapati tumpukan
laporan yang sepertinya baru dibuat oleh Sofian, maka dengan berhati-hati mikun
mengganti angka-angka yang sudah tertera di laporan keuangan yang dibuat
Sofian, dengan maksud agar Haji Damang melihat kalau laporan tidak sesuai
dengan kenyataan uang yang telah disetor pada Haji Damang. Yang berarti uang
itu telah dipakai Sofian. Begitu pikiran Mikun, untuk menjatuhkan Sofian.
“ Mbak Sofi…apa kemarin Pak Mikun datang kemari..?”
Tanya Sofian pada Sofi yang berstatus sebagai sekretarisnya di KSP Damai.
“ Iya..Pak, kemarin Pak Mikun kesini, bahkan masuk
ke ruang bapak, tapi saya tidak tahu apa yang dilakukan di dalam, karena
ruangan ditutup, tapi Pak Mikun bilang ada laporan bulanan KSP Damai Balangan
yang salah, dia ingin membetulkan sedikit katanya ,” jawab Sofi pada atasannya
itu.
“ Memang kenapa Pak..”
“ Ada data keuangan yang sengaja dia ganti, entah
apa maksudnya, saya akan melapor ke Bos Damang, dan Mbak Sofi nanti yang jadi
saksi ya, kalau Pak Mikun kemarin masuk ruangan saya “ Sofian merasa mendapat
jalan keluar dengan masalah yang dihadapinya sekarang.
“Baiklah kalau begitu, saya akan membuat laporan
keuangan lagi yang benar, tapi saya tetap akan melaporkan tindakan Pak Mikun
pada Bos Damang, agar ke depannya tidak akan mengulangi lagi tindakannya “ kata
Sofian sambil berjalan menuju ruangannya kembali.
“ Silakan pak..!”
Sofian segera kembali ke ruang kerjanya dan membuat
laporan keuangan untuk bulan itu dengan hati-hati dan teliti. Belum sampai
selesai Laporan Keuangan itu selesai dikerjakan Bos Damang kembali masuk ke
dalam ruangannya.
“ Bagaimana Mas Sofian ada sesuatu sepertinya ya..”
Tanya Bos Damang.
“ Iya Bos, ternyata ada yang dengan sengaja merubah
laporan yang kemarin sudah saya buat.”
“ Looh…siapa? Ada buktinya, atau yang melihat kah ?
“ Bos bisa lihat sendiri..ini bekas tipe-ex
tipis-tipis dan timpaan tulisan tidak pas sehingga masih kelihatan kalau itu
hasil revisi, padahal saya tidak pernah membuat laporan keuangan dengan
kesalahan apalagi main tipe-ex,…” kata Sofian sambil menyodorkan selembar
kertas Laporan keuangan itu pada Bos Damang.
“ Iya..bener kelihatan kalau ada yang sengaja
mengubahnya, siapa ya..”
“ Saya sudah tahu orangnya Bos, saya juga sudah
mendapatkan saksi kalau orang yang bersangkutan kemarin masuk ke ruangan ini
ketika saya menjemput Bos ke Banjar kemarin “ jelas Sofian.
“ Siapa orangnya Mas? Ada perlu aku memanggilnya “
Bos Damang jadi ikut gemes dengan orang seperti itu.
“ Sebaiknya kita adakan pertemuan dengan para Kacab
se wilayah Kalsel secepatnya Bos… dia salah satu dari Kacab, coba nanti Bos
Tanya sendiri, ada yang mau ngaku tidak “
“ Baiklah Mas ..sekalian kalau Mas Sofian mau pamit
kepada mereka, Mbak Sofi suruh ngatur tempat yang enak buat acara pertemuan
ini, biar yang jauh-jauh disiapkan tempat untuk menginap juga,” perintah Bos
Damang.
Sofian segera memanggil Sofi sekretarisnya untuk
bisa datang ke ruangannya.
“ Duduk sini Mbak Sofi” kata Bos Damang.
“ Mbak Sofi kami ingin mengadakan rapat untuk
seluruh kacab KSP Damai se Kalsel, tolong disiapkan tempat pertemuan yang
kira-kira untuk 50 orang, sekalian untuk tempat penginapnya ya..kasihan mereka
datang jauh-jauh kalau tidak disediakan tempat untuk istirahat yang layak” kata
Bos Damang kepada Sofi.
“ Baik ..Pak, kalau kita menyewa hotel Tanjung
kira-kira bos setuju tidak, atau nanti siang saya akan survey ke beberapa hotel
di Tabalong ini “
“ Iya Mbak, tolong disurvey dulu yang kira-kira bagus
dan sesuai dengan bagjed kita, anggarannya masih sama yang tahun kemarin ya
Mbak Sofi “ jelas Bos Damang pada Sofi.
“ Saya akan mensurvey siang nanti, semoga sore nanti
saya sudah bisa membuat laporan pada Bos sore hari nanti, sebelum jam pulang
kantor “
“ Terima kasih Mbak Sofi, lebih cepat lebih baik ,
Mbak sofi bisa minta antar Pak Leman nanti ya..” tambah Bos Damang.
“ Baiklah Pak, saya akan melanjutkan kerjaan saya
dulu, permisi…” kata Sofi sambil bangkit dan berjalan menuju ruangannya
sendiri.
Sambil mendengarkan pembicaraan antar Bos Damang dan
Sofi, Sofian melanjutkan kerjaannya untuk membuat Laporan Keuangan yang baru.
“ Sudah selesai Bos…silahkan Bos periksa semua,
terima kasih bos mau mengadakan acara pertemuan untuk perpisahan saya “
“ Saya bawa ke ruangan saya dulu ya Mas laporannya,
sambil saya periksa disana “
‘ Baik Bos monggo..”
Haji Damang pun kembali ke ruang kerjanya sendiri,
yang sekaligus menjadi kamar pribadinya bila kebetulan sedang berada di
Tabalong jadi tidak perlu menginap di hotel atau penginapan.
Sofian terus menyiapkan surat-surat dan lain-lain
untuk nantinya diserakan kembali pada Bosnya, bagi Sofian ada perasaan sedikit
haru karena mau keluar dari tempat kerja yang telah membesarkannya,
mengajarinya banyak hal tentang bisnis, dan kehidupan. Pekerjaan yang bisa
membawanya sampai di Kalimantan, dan membawa kemajuan dalam hidupnya. Namun
bagaimana lagi, Sofian ingin kehidupan yang lebih baik dengan mendirikan usaha
KSP sendiri.
Untuk itu Sofian tidak ingin bersaing dengan bosnya,
dia ingin mendirikan KSP di Kaltim saja,agar tidak bersaing dengan KSP milik
Haji Damang. Karena KSP Damai tidak mempunyai cabang di Kaltim.
Acara pertemuan dengan seluruh kacab KSP Damai se
kalsel digelar di Hotel Tanjung juga akhirnya, kamar dan tempat pertemuan yang
nyaman membuat para kacab yang datang dari jarak yang lumayan jauh bisa
beristirahat dan menikmati acara dengan santai walaupun serius.
Satu per satu Kacab dipersilahkan untuk menyampaikan
sepatah dua patah kata tentang Sofian yang telah berpamitan. Tiba giliran Mikun
maju untuk memberikan sepatah kata perpisahan pada Sofian agak malas-malasan,
namun karena Haji Damang sendiri yang menyuruh Mikun akhirnya maju ke depan.
“ Saya senang Sofian akhirnya keluar dari ‘Damai’
semoga bisa maju, atau sebulan dua bulan bulikan lagi niih…” kalimat-kalimat
yang disampaikan benyak mengandung ejekan pada Sofian. Tetapi Sofian diam saja,
Haji Damang yang justru curiga dengan Mikun dan melempar pertanyaan padanya.
“ Pak Mikun apa ada masalah kah dengan Mas Sofian,
kok sepertinya gak enak gitu..” Tanya Haji Damang.
“ Nggak…ngak…ada apa-apa kok Bos, saya senang Pak
Sofian bisa maju seperti itu..”
“ Pak Mikun, coba diinget-ingin..apa Pak Mikun ada
masalah dengan Mas Sofian..?”
“ Bener Bos…nggak ada apa-apa, hanya…anu Bos…”
“ Hanya anu apa Pak Mikun, tolong bicara yang
jelas..” Haji Damang menanggapi dengan agak serius.
“ Apa Bos sudah cek semua laporan-laporan Pak Sofian
selama ini selama Pak Sofian jadi orang kepercayaan Bos Damang, harusnya Bos
cek satu-satu looh, mumpung Pak Sofian masih disini, jujur saja Bos saya
kok…gak begitu percaya, lihat saja 2 tahunan ini Pak Sofian cepat sekali
menjadi kaya, bahkan sekarang aja sudah mau bikin usaha untuk nyaingi Bos..!”
“ Pak Mikun, atas dasar apa Pak Mikun bisa berkata
seperti itu !, Pak Mikun berani mempertanggung-jawabkan pernyataan Pak Mikun
tadi, besok Pak Mikun jangan pulang dulu, ikuti saya untuk investigasi audit
kekayaan Mas Sofian, kalau memang ada penyelewengan harus segera ditindak !,
tapi kalau ternyata hanya fitnah belaka silahkan nanti berhadapan dengan saya
!”
“ Oh…begitu ya Bos, tapi saya besok harus kembali ke
Balangan Bos, ada janji dengan nasabah
besar Bos, tidak bisa bos…tidak bisa “ elak Mikun takut sendiri.
“ Biar saya telpon Pak Sriono, yang akan menangani
kasus dengan nasabah itu, Pak Mikun harus disini dulu mempertanggung-jawabkan
omongannya lebih dahulu, paham Pak Mikun ?”
“ Tidak bisa Bos…kemarin saya yang sudah berjanji
sendiri sama nasabahnya , saya sendiri yang akan menanganinya, dia tidak mau
diwakilkan, nanti sayang kalau nasabahnya kabur !”
“ Ini perintah dari saya Pak Mikun, mohon Pak Mikun
jangan membuat alasan macam-macam, biar urusan nasabah ada yang menangani
sendiri !” kata Bos Damang dengan nada agak tinggi.
“ Iya Bos,”
jawab Mikun dengan terunduk sehingga suaranya hampir tak terdengar.
“ Baiklah, besok pagi-pagi saya tunggu di kantor KSP
Tabalong, kita mulai pagi-pagi menelusuri dugaan Pak Mikun, gimana Pak Mikun
siap..?”
Mikun hanya menjawab dengan mengangguk lemah, Mikun
mulai merasa dia sudah terjebak dengan permainan yang dimulainya sendiri. Mikun
pula yang akan menanggung akibatnya bila ternyata dugaannya itu salah. Dia tahu
kalau Sofian orangnya sangat jujur jadi gak bisa mencari-cari alasan dengan
menuding Sofian macam-macam. Dia tahu pula resiko yang akan dihadapi bila ia
ketahuan telah berbohong, Bos Damang pasti tidak akan main-main dalam
menjatuhkan sangsi.
b e r s a m b u n g......
b e r s a m b u n g......
Posting Komentar
Posting Komentar