Dengan resmi dihentikannya Audisi Umum Beasisiwa
Bulu Tangkis oleh PB Djarum, otomatis tahun ini menjadi tahun terakhir audisi
diadakan. Apakah kita masih bisa tetap
optimis dengan dunia perbulutangkisan Indonesia di masa depan. Apakah kita
yakin akan tetap bisa mempunyai stok pemain andalan, untuk 5 tahun mendatang.
Bulu Tangkis adalah satu-satunya olah raga andalan
penyumbang prestasi Indonesia di kancah dunia. Hanya dengan bulu tangkis nama
harum Indonesia bisa berkibar di bidang olah raga, karena bidang oleh raga lainnya
sudah pupus terlebih dahulu bahkan ada yang mulai tertatih-tatih. Sementara
bulu tangkis telah mendulang prestasi internasional untuk Indonesia tercinta.
Seperti kita ketahui berkibarnya perbulutangkisan di
Indonesia tidak bisa lepas dari peran BP Djarum yang telah mengadakan Audisi
Umun Beasiswa Bulu Tangkis yang telah berlangsung sejak tahun 2006 . Ratusan
anak berprestasi di Indonesia terjaring menjadi pemain yang dididik untuk
menjadi juara di bidang bulu tangkis. Sehingga muncul nama Kein Sanjaya
Sukamuljo dan Leo Rolly Carnando dll. Tentu mendidik dan menemukan talenta
pemain kelas dunia tidak lah mudah, harus dengan disiplin yang tinggi dan juga dukungan
dana yang sangat besar.
Seharusnya kita berterima kasih pada BP Djarum yang
merupakan salah satu bentuk bakti olah raga dari Djarum Foundation mau
menggelontorkan dana yang cukup besar,
untuk mencetak prestasi kelas dunia di bidang perbulutangkisan bukan
malah mengobok-obok, dengan berbagai alasan. Seperti yang dilakukan KPAI saat
ini.
Naif banget kalau tulisan Djarum Badminton Club
dipermasalahkan, karena tulisan Djarum
badminton Club dan Djarum Foundation adalah nama sebuah lembaga, bukan nama
sebuah pabrik rokok seperti PT. Djarum. Jadi jelas beda antara Djarum
Foundation dan PT. Djarum. Jadi sungguh konyol bila booth Djarum Foundation di
area Indonesia Open 2019, dan memakai kaos
bertuliskan Djarum dianggap mengeksploitasi anak.
Seharusnya KPAI bukan mempermasalahkan nama brand rokok saja
untuk melindungi anak-anak terpapar dari rokok.
Namun harusnya diciptakan kebijakan-kebijakan yang melindungi anak-anak
dan generasi muda dari rokok. Misalnya dengan tidak menjual rokok secara
terang-terangan tanpa adanya batasan usia pembelinya. Melindungi anak-anak agar
tidak terpengaruh lingkungan yang bisa membawanya merokok sejak usia dini,
entah itu dari teman sepermainan, keluarga maupun grup-grup lainnya. Dan perlu
diketahui bahwa anak-anak yang masuk dalam PB Djarum dilarang merokok, bahkan
akan dipecat kalau ketahuan merokok.
Kalau KPAI mempersoalkan tulisan Djarum pada Djarum
Foundation dan juga kaos bertulisan Djarum, terus terang saya jadi kwatir
karena pada kenyataannya Djarum Foundation dengan programnya Bakti Negeri melalui Bakti Sosial, Bakti Budaya, Bakti
Lingkungan, Bakti Pendidikan dan Bakti Olahraga
telah merambah mendanai berbagai
macam bidang yang di dalamnya tentu ada unsur anak-anak. Djarum Bakti telah memberikan dana untuk pendidikan seperti
beasiswa Djarum pada 10820 Mahasiswa di 121 Perguruan Tinggi, dan juga menyulap
18 SMK di Kudus menjadi sekolah yang mempunyai program kejuruan unggulan,
seperti Animasi, Pelayaran, Kuliner, Fashion, Tata kecantikan dan lain
sebagainya. Dari SMK Lokal Go Global. Dengan meningkatkan kualitas Pengajar dan
fasilitas pendukung yang sangat memadai. Sehingga lulusan SMK siap berkompetisi
memasuki dunia kerja di berbagai bidang industri.
Bagaimana jika tulisan Djarum juga dipersoalkan pada
label-label yang ada di SMK-SMK tersebut
dan Djarum Foundation juga menghentikan gelontoran dananya, SMK akan kembali tersisih dan lulusannya tidak
lagi menarik dunia kerja atau mmengandalkan dana pemerintah yang itu-itu saja.
Belum lagi bidang lainnya, karena di Kudus ada beberapa
komunitas sastra dan budaya yang juga menerima fasilitas dari Djarum
Foundation, seperti Fasbuk, KPK , Teater Djarum dan sebagainya. Saya sebagai
warga Kudus dan ikut berkegiatan sastra yang dibiayai Djarum Foundation jadi
ikut prihatin dengan persoalan ini. Apakah KPAI siap mengambil peran Djarum
Foundation dalam mendulang prestasi anak bangsa di berbagai bidang.
Semoga antara KPAI, Djarum Foundation dan PBSI mau
duduk bersama, mengatasi hal ini. Karena antara KPAI dan PB Djarum pasti punya
kepedulian yang sama untuk kemajuan dan prestasi anak-anak Indonesia.
Posting Komentar
Posting Komentar