Jaman
sekarang siapa yang belum pernah bersentuhan media sosial, saat gadget sudah
menguasai sebagian kehidupan kita. Bukan hanya mereka yang telah dewasa, namun
anak-anak pun banyak yang sudah kecanduan gadget. Dari bangun tidur kita sudah
terburu-buru membuka smartphone daripada melakukan aktiitas lainnya. Bahkan
disela-sela pekerjaan pun kita sempatkan untuk tetap membuka gadget. Sampai
hendak menutup mata pun gadget kita letakkan di samping bantal.
Rata-rata gadget banyak digunakan untuk bermedia-sosial,
baik itu melalui facebook, twitter, instagram, youtube atau aplikasi media
sosial lainnya. Sehingga dunia maya yang ada dalam gadget kita seolah-olah
telah menjadi dunia nyata.
Media sosial adalah laman atau aplikasi yang
menghubungkan pengguna yang dapat membuat dan berbagi atau terlibat dalam
jaringan sosial. Media sosial bisa digunakan untuk sarana promosi untuk
mempermudah pekerjaan kita. Namun juga bisa menghancurkan kehidupan nyata kita.
Di Indonesia ada 10 juta pengguna media sosial yang
dalam sehari menghabiskan waktu 3 jam 26 menit untuk bermediasosial. Dari waktu
itu sayang bila tidak dimanfaatkan untuk sesuatu yang berguna. Karena dari
media sosial kita bisa menghasilkan uang, berbagi informasi dan berbagi
kebaikan lainnya. Namun kenyataannya hanya 37% dari 150 juta pengguna media
sosial yang digunakan untuk bekerja. Selebihnya banyak yang hanya digunakan
untuk main-main dan ajang pamer saja.
Urutan media sosial yang digunakan di Indonesia :
youtube, facebook, whatsapp, instagram, line dan twitter. Bagaimanapun media
sosial memudahkan kita untuk berkomunikasi dengan semua orang di seluruh dunia.
Termasuk cepatnya arus informasi tentang segala sesuatu yang terjadi di dunia
yang kita terima dalam laman media sosial kita. Dalam hitungan detik suatu
kejadian di belahan bumi akan menyebar ke semua belahan bumi lainnya dengan
adanya media sosial.
Sisi negative dari bermediasosial adalah kita jadi
mager ( malas gerak ) , kurang tidur, malas dan terkadang mengganggu privasi.
Hal-hal yang sifatnya pribadi diumbar begitu saja di media sosial, karena
kurang cermatnya kita dalam bermediasosial.
Media sosial juga membuat kita menjadi kurang waktu
untuk membaca buku sehingga buku, koran dan majalah cetak, sehingga membuat industry
penerbitan buku dan percetakan banyak yang gulung tikar. Karena pembacanya
sudah beralih menjadi pembaca online dan media sosial.
Namun di sisi lain media sosial juga membuka banyak
lapangan pekerjaan yang tidak terpikirkan pada era-era sebelumnya. Banyak
penulis-penulis amatiran yang bermunculan, kita jadi mudah mengemukanan suatu
pendapat, sekat dan jarak sosial pun bisa ditembus dengan adanya media sosial
ini.
Dalam bermediasosial kita harus cerdas untuk memilih
mana informasi yang hoax mana yang asli. Dengan mengecek dahulu sumber berita,
tidak semua yang tampil di laman kita bisa kita shere, kita harus
memperhitungkan dampat bila kita shere sesuatu inormasi belum tentu
kebenarannya.
Kita jangan memperpanjang spaming atau sampah
online, jangan tag-tag sembarangan yang membuat orang lain tidak nyaman, pilih
bahasa yang berkualitas dan tidak alay, serta pilih follow yang tepat dan
berkualitas yang bisa meningkatan kualitas diri kita, bukan malah sebaliknya.
Bagaimana dengan kamu, sudahkah bermediasosial
dengan baik hari ini ?. Selamat
bermediasosial dengan cerdas.
Kudus, 8 November 2019
Sri Subekti Astadi
Posting Komentar
Posting Komentar