dokpri, peresmian Sara Lee tahun 1993 |
Dua puluh sembilan tahun yang lalu saat selesai
wisuda seperti teman-teman lainnya aku sibuk dengan mengirim surat lamaran
kerja kesana-kemari. Pada saat itu Surat Lamaran Pekerjaan masih aku tulis
dengan tangan, dan membuat Curiculum Vitae dengan ketikan manual beberapa
lembar sekalian. Mungkin ada puluhan atau lebih Surat Lamaran yang aku kirim
melalui post maupun langsung mendatangi kantornya.
Setelah fase itu undangan test dari beberapa
perusahaan yang aku kirimi surat lamaran pekerjaan pun berdatangan ( aslinya
gak ada 10 sih, dari sekian puluh surat lamaran yang telah aku kirim ). Dalam
fase test ini, ada yang baru di tahap pertama sudah gugur, ada yang sampai
tahap wawancara gugur ada juga yang tinggal kesepakatan soal gaji gugur. Intinya
aku gak diterima eh... ada juga yang diterima tapi aku telat terima undangan
datang ke kantor itu, karena aku tinggal balik kampung, dan saat itu belum
punya telpon (hahhaha).
Sebenarnya saat itu aku sudah bekerja secara
informal. Yaitu berjualan kosmetik yang dipasarkan secara Direct Selling pada
waktu sedang ngetrend, kosmetik Avon.
Pasti kalian yang seusiaku dan di bawahnya sedikit ingat, kan..
Kegiatan berjualan kosmetik sudah aku mulai saat
masih jadi mahasiswa tahap akhir, dengan membawa brosur dan menawarkan pada
teman-teman kuliah, teman kost saat itu. Rasanya asyik banget bisa dapet duit
dari keuntungan penjualan sebesar 20% saat belum pernah merasakan memperoleh
penghasilan sendiri. Lama-lama aku jadi terbuai dengan kegiatanku ini. Apalagi
dari kakak koordinatorku di Ovon kalau penjualanku banyak masih dapat tambahan
rabat sekitar 10% lagi, jadi semangat banget pokoknya. Semakin hari penjualanku
semakin baik, sehingga kakak koordinator bersemangat membimbingku untuk menjadi
penjual yang baik. Dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan di kantor
cabang Avon pada waktu itu. Rasanya seru dan seneng, sudah dapet duit dapet
ilmu dan juga mendapat pengalaman berinteraksi dengan sesama penjual Avon pada
waktu itu.
Kakak koordinatorku di Avon menawariku untuk menjadi
asistennya, yaitu mengurusi para distributor yang menjadi anggotannya. Terutama
melayani mereka saat sedang melakukan pemesanan di kantor cabang. Lama-lama
kami akrab dan banyak menyerap ilmu dari kakak koordinator maupun dari para
distributor yang bisa berjualan banyak.
Saat ada kompetiter perusahan kosmetik serupa yang
masuk, maka ini menjadi kesempatan emas. Aku pun segera mendaftar dengan
mengirimkan surat lamaran kerja. Alhamdulillah aku lolos pada tahapan-tahapan
penyaringan. Mulai dari test tertulis, wawancara, sampai test penjualan produk.
foto dokpri tahun 1999 |
Setelah itu kita mendapat training selama beberapa
hari di sebuah hotel, mulai dari training soal produk, cara pemakaian kosmetik
yang benar, maupun soal penjualan. Sebelum seorang Group Sales Coordinator
(GSC) harus mempunyai pengetahuan dasar dulu tentang produk yang akan dijual,
sebelum ke tahap berikutnya yang menjadi tugas pokok seorang GSC.
saat Grand Opening Sara Lee |
Tugas seorang GSC di perusahaan kosmetik dirrect
selling Sara Lee ( nama perusahan tempatku bekerja selanjutnya) adalah merekrut
calon penjual atau kalau di Sara Lee disebut sebagai Distributor. Distributor
lah yang menjadi ujung tombak untuk bertemu dan menjual kepada konsumen Sara
Lee, maka setelah kita rekrut perlu diberikan training singkat soal produk dan
cara penjualan yang benar. Seorang GSC harus pandai merekrut, memberi training
dan memotivasi para distributornya agar mereka bersemangat untuk berjualan
sebanyak-banyaknya. Motivasi dilakukan dengan memberi pelayanan yang bersahabat,
memberikan reward bila mereka mencapai penjualan yang kita inginkan dan juga
perhatian.
Reward bisa berupa barang, wisata, ataupun mengikuti
training yang diadakan di tempat yang nyaman di luar kota.
Aku sangat bersemangat sekali bila ada bibit-bibit
distributorku yang potensial, lama-lama hubunganku dengan para distributor
menjadi sebagai teman baik. Karena dari hasil penjualan merekalah aku
memperoleh penghasilan, berupa prosentasi komisi yang lebih baik selain uang
gaji pokok.
Semangat untuk selalu rekrut-merekrut selalu menyala
sehingga hanya dalam waktu 3 bulan distributorku sudah mencapai ribuan. Dengan
didukung oleh perusahaan aku melakukan perekrutan dengan door berbagai cara,
dari to door, melalui iklan di koran
maupun di radio, menyebar undangan massal untuk melakukan training terbuka di
hotel, mall-mall. Sampai mendatangi
kantor-kantor, perusahaan, pabrik dan sekolah- sekolah yang ada wanitanya dan
berpotensi terjadi penjualan kosmetik disana, merekrut salah satu karyawan itu
untuk bergabung menjadi distributor di
Sara Lee.
saat conference di Bali tahun 1999 |
Aku juga tidak lagi bekerja sendiri, aku mempunyai 2
orang asisten yang standby di kantor untuk melayani distributor yang datang,
dan 1 orang yang membantuku merekrut distributor di lapangan.
Semua GSC melakukan kreatifitas masing-masing,
karena perusahan hanya memberikan poin-poinnya saja pekerjaan utama seorang GSC.
Perusahaan juga tidak henti bergerak, bertambah
bulan bertambah pula merekrut GSC-GSC baru yang akan menjadi pesaing kita. Sebagai
GSC lama kita juga bisa mengajukan salah seorang distributor yang berminat untuk menjadi GCS, tentu kita akan mendapatkan reward dan komisi
dari hasil penjualan grup GSC baru rekrutan kita tersebut.
Tahun demi tahun terjalani, rasanya hampir setiap
hari kita dikejar target. Bukan
perusahaan saja yang menarget kita, namun diri sendiri yang selalu ingin
menapatkan penghasilan lebih dan penghargaan dari perusahaan yang
diiming-imingkan.
Waktu-waktuku terasa padat sehingga tak ingat lagi
usia yang makin merangkak, memang materi dan gaji bisa aku peroleh lebih dari
sekedar karyawan kantoran pada waktu itu. Namun aku yang statusnya masih
sendiri atau jomblo juga jadi terisoler tanpa sengaja, karena keasyikan dengan pekerjaan
dan aku urusin kebanyak juga emak-emak.... hahahaha.. kapan ketemu jodoh ya,
kalau begini terus ( pikiran gini dulu sama sekali tak ada looh).
Perusahaan juga sering memberi reward dengan
mengikuti training-training di kota-kota besar di hotel berbintang dengan
segala fasilitas gratis, dan juga acara yang paling ditunggu-tunggu setiap
tahunnya adalah malam penganugerahan reward.
Mulai dari Top Penjualan, Top Rekrut, sampai Top GSC Nasional. Seru...dong, jelaslah karena di
acara itu tidak bisa diikuti semua GSC hanya
GSC terbaik di setiap cabang yang bisa ikut. Alhamdulillah saya bisa
mengikutinya setiap tahun.
saat acara di Kantor Sara Lee |
Acara Malam Penganugerahan Reward seperti yang di
tivi-tivi itu, dimulai dari top dinner diiringi dengan artis-artis top pada waktu
itu, dengan puncak acara pemberian reward berupa piala dan uang dengan
penyambutan yang luar biasa kita dibuat bagai ratu-ratuan, pokoknya seru dan
haru deh..( wowowowow). Coba aja bayangin pas kita masuk di tempat acara mata
kita ditutup dan lampu dimatiin diiringi musik yang gimana gitu, kita dibimbing
menuju tempat duduk masing-masing. Suasana terasa sendu sekali, naah pas ada
aba-aba buka mata lampu menyala, ternyata sudah ada hidangan dinner ala-ala
kebaratan dihadapan dan di belakang kita
ada pelayan yang siap melayani mulai
dari menaruh serbet di pangkuan, menyilahkan kita makan dan cepat-cepat mengambil
piring yang sudah terpakai dan mengganti dengan tempat makan baru sesuai
hidangan yang akan kita santap. Disaat itu pula muncul artis idola yang
sayup-sayup menyanyi berjalan menuju ke panggung utama. Biasanya ada 2-3 artis
yang diundang, diakhir acara setelah malam penganugerahan kita bisa ikut
bernyanyi dan berdansa-dansi ke atas panggung juga. Asyiik kan..
Acara digelar di hotel berbintang lima, yang tiap
tahun berganti-ganti kota, seperti Jakarta,
Bandung, Denpasar , Yogyakarta dan lain-lain.
Karena itulah setiap hari kita harus berusaha
menjadi yang terbaik, dengan bekerja keras dan penuh kreatifitas agar bisa
memperoleh penjualan yang baik dan merekrut distributor sebanyak-banyaknya.
Setiap hari menjadi hari yang sibuk bukan hanya di dalam kota saja namun kita
juga melekrut dan berkerjasa sama dengan berbagai intansi dan sekolah di luar
kota juga. Sehingga saya sering mengadakan perjalanan ke luar kota, biasanya
bareng satu, dua GSC lainnya dan tentu dengan difasilasi kantor walaupun tidak
penuh, terutama masalah transportasi kita bisa pakai mobil dan sopir yang
disediakan kantor.
suatu acara di Denpasar |
Persaingan antar GSC pun semakin ketat, sehingga tak
jarang timbul perebutan distributor secara sembunyi-sembunyi, persaingan yang
tak sehat dan saling sepak antar teman. Namun di balik itu semua terkadang bisa
terjadi kekompakan, dan persahabatan dalam berjuang bersama.
Aku ingat pada waktu itu beberapa teman GSC seperti
aku juga, terlena menjalani kehidupan. Terlambat menikah yang sudah menikah pun
malas mempunyai anak. Duuhhhh..
Dulu kalau jam kantor selesai kita masih tetap ada
saja pekerjaan yang tetap harus diselesaikan, jadi sering meninggalkan kantor
saat sudah malam. Ditambah lagi untuk menghilangkan suntuk kita biasa
nongki-nongkri di mall, di cafe atau terkadang sekedar ngopi di warung lesehan
sampai malam larut.
Untungnya saat itu saya masih tinggal sendiri,
orangtua ada di luar kota jadi tak ada yang menegur ...( ihhhhh )
Bila hari minggu tiba terkadang kantor masih buka
walau hanya separo hari, atau kita ramai-ramai menginap di Bandungan, ya
begitulah kegiatan anak muda yang sebenarnya sudah tak terlalu muda juga saat
itu yang dicari hanya keasyikan semata.
Alhasil, aku juga lupa kalau belum mempunyai
jodoh... bahkan sampai akhirnya kantor Sara Lee tutup saat terjadi kerusuhan di
tahun 1998, aku masih melanjutkan dengan pekerjaan yang terus melenakanku.
Tunggu ceritaku selanjutnya ya... pekerjaan apa sih
yang melenakanku selanjutnya..
Semoga bisa menjadi pelajaran bagi anak-anak muda
yang saat ini lagi asyik-asyiknya dengan pekerjaannya. Cari lah sesuatu yang
bermanfaat jangan buang masa mudamu, hanya untuk urusan karir belaka. Ingat
usia semakin bertambah tahap-tahap kehidupan juga harus kamu lalui. Namun
jangan berhenti bergerak tetaplah bekerja, berjalan dan beribadah...
Salam hangatku.
Sri Subekti Astadi
Barakallahu fiik, bu Sri Subekti. Kita berada pada 'alam yg sama, periode yg sama', Bu. Avon, adalah salah satu yg sempat disebut dalam materi marketing, jurusan saya kuliah dulu. Produk pioner untuk MLM di Indonesia. Saking asingnya, saya sempat 'nggumun' dengan cara kerja Avon. Tapi saat sudah merambah di mana², sampai sekeliling saya banyak yg terlibat dalam bisnis ini sy baru ngeh. Hehehe, loading saya lama, ya, Bu.
BalasHapusDengan tulisan Ibu ini lengkap jadinya saya dapatkan bingkai Avon. Ibu telah jadikan pengalaman Ibu ini bermanfaat dengan menyisipkan pengingat di dalamnya. Manfaat yang besar, Bu. Saya pikir itu tidak hanya bermanfaat unt yg muda saja, yg usia lanjut pun sama. Pandemi adakalanya membuat yg lanjut 'nongki²' secara virtual tanpa manfaat. Terima kasih, jazakillah khayra.
Terima kasih Mbak Yuniar sudah berkunjung disini. Semoga berbagi pengalaman hidup bermanfaat buat sesama, agar kesalahan tidak terulang pada generasi berikutnya.
HapusOh iya Avon dan Sara Lee bukan bentuk penjualan MLM tapi Singel level Marketing, atau Direct Selling. Jadi hanya sebatas Coordinator yang mencari anggota / distributor, dan dis hanya wajib menjual saja. Beda cara kerjanya dengan MLM , Mbak..
Salam hangatku dari Kudus, semoga Mbak sekeluarga sehat selalu.
Aku pernah mendengar ini waktu masih kecil dulu. Terkenal banget kayaknya mbak, sampai anak sesuaiku waktu itu ingat banget brand ini. Wahh... aku penasaran cerita selanjutnya.
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung di sini Mbak Musda... Insyaallah nanti berbagi kisah lagi, semoga bermanfaat. salam hangat buat keluarga..
HapusWaah aku mesti bantam belajar tentang bisnis MLM dengan ibu niy.. Ternyata ga gampang menjalaninya ya bu, kaya roller coaster. Salut dengan ibu yang pernah berhasil semoga ibu bisa membagi kiat2nya ya
BalasHapusIya..Mbak, karena kita fokus pada kerjaan terkadang ada hal lain yang terlupakan. Insyaallah nanti lain waktu saya tulis kiat-kiat sukses di bisnis seperti ini, Mbak. Terima kasih dan salam buat keluarga ya...
HapusWah, keren ini, contoh orang yang sukses di MLM. Perasaan orang yang sukses, banyak yang antri. Apa karena yang sukses itu perempuan, terus cowok minder, ya? Hehe...
BalasHapusEh,btw, Sara Lee itu bukannya merk roti juga, ya? Apa masih satu kesatuan produknya?
Wah, saya baru tau juga sama brand ini bu, mungkin karena saya baru lahir ya di saat kerusuhan 1998 itu, hehe
BalasHapusWah seru banget ceritanya bu, Saya masih tau juga kok produk Avon soalnya waktu saya SD mamaku juga sempat jadi yang jualin produknya itu, jadi hafal deh.
BalasHapusSeru banget ya mbak pengalamannya, sekarang jadi banyak banget yang bisa dikenang. Lihat fotonya mbak, aku jadi nebak-nebak nih yg mana si mbaknya ya hehe
BalasHapusngerasain banget sih kerja sampe ga sempet istirahat hahaha, ga sempet kepikiran buat nyari pacar juga karena waktunya padet. ah aku penasaran gimana cerita selanjutnyaaa >.<
BalasHapusMenarik banget cerita mbak Sri, seperti dibawa ke jaman dulu. Dulu buat CV nya ditulis tangan ya mbak, keren banget, berbeda banget sekarang malah bisa lewat digital bahkan pakai aplikasi..
BalasHapusAku suka banget kalau ibuku cerita tentang masa-masa mudanya.. gaya rambut dan stylenya sama banget kaya yang di foto mbak hehe
Luar biasa kisahnya. Saya tidak menyangka kalau di tahun itu, saat sy masih unyu2 blum bisa merangkak 😅 ternyata dunia sudah berputar dengan cepat. Ditunggu cerita selanjutnya
BalasHapusWaah jadi ikut nostalgia, nih. Pernah tahu kosmetik ini dulu happening bangeeet pas vi masih SD apa yaa 🙈. Lihat foto-fotonya yang vintage, sukaaa ❤❤ Jadi ga sabar juga niy pengen baca terusan kisahnya, semangaat!
BalasHapusAvon itu kalau sekarang hits kayak Oriflame ya Bu, ingat dulu Tante saya aktif banget jualan dan kami sering dapat sampelnya..senang banget..nggak nyangka bisa bangkrut di Indonesia..
BalasHapus