sumur dan kamar mandi adat Kudus sumber gambar ISK_com |
Kenangan masa kecil selalu berkelebat saat melihat sumur yang terdapat di depan rumah. Sumur itu sekarang sudah rata dengan lantai, bahkan di atasnya sudah berdiri bangunan garasi mobil. Meskipun airnya masih digunakan dalam pemakaian terbatas, sumur itu dulu ada bibir sumur setinggi pinggang sekarang sudah ditutup dengan beton.
Sumur bagi masyarakat kota Kudus mempunyai arti
tersendiri, sehingga rata-rata orang Kudus jaman dahulu meletakkan sumur ada di
depan rumah. Agar seseorang yang baru dari berpergian bisa membersihkan diri dahulu
sebelum masuk ke rumah.
Tahun demi tahun berlalu bangunan sumur dan kamar
mandi yang terletak di depan dianggap mengganggu, sehingga bangunan kulah/
jeding yang dulu luas bisa menampung banyak air sumur yang ditimba tak ada lagi.
Sumurnya ditutup dan bangunan kulah/ jedingnya dibongkar menjadi kamar mandi
kecil di dalam rumah.
Bukan hanya bangunan sumur saja yang kini berubah.
Air sumur juga sekarang tidak jernih lagi bahkan sering mengeluarkan bau yang
tidak sedap pada pagi hari. Air sumur yang sekarang dinaikkan dengan mesin
pompa itu sudah tidak layak konsumsi lagi.
Padahal dulu air sumur yang ditimba sedalam 10 meter
itu airnya segar, jernih bahkan terkadang ada yang langsung meminumnya tanpa
dimasak lebih dahulu.
Ada banyak perubahan yang mempengaruhi air sumur di
rumah kami. Hal ini terjadi sebagai akibat perubahan iklim yang disebabkan
aktivitas manusia yang tidak peduli dengan alam. Dulu di sekeliling sumur dan
halaman juga halaman para tetangga merupakan kebun dengan aneka macam tumbuhan,
sehingga akar-akar dari tumbuhan itu dapat menyaring air serapan sehingga air
menjadi jernih. Tumbuh-tumbuhan itu sekarang sudah tidak ada, tak lagi yang menyaring air yang merembes ke tanah
untuk kemudian masuk ke dalam sumur. Bahkan sumber air yang di dalam tanah juga
sudah tidak melimpah lagi seperti dahulu. Sehingga bila kemarau tiba sumber air
mengecil.
Semakin banyaknya manusia semakin banyak limbah yang
dihasilkan, termasuk juga limbah air yang masuk dan mengalir di got atau parit
yang dibuat di sepanjang jalan baik itu jalan raya maupun gang-gang di kampung.
Air limbah yang bercampur dengan aneka sabun itu lama-kelamaan akan mempengaruhi struktur tanah
dan air yang bersumber dari dalam tanah.
Akibatnya air sumur tak bisa dimanfaatkan dengan
untuk keperluan rumah tangga, kita harus beli air isi ulang dan air kemasan
dalam galon untuk keperluan masak dan minum, dan berlangganan air PDAM. Air sumur hanya bisa
digunakan untuk keperluan mencuci kendaraan dan barang-barang lain saja, karena
kualitasnya jelek.
Siklus air pun berubah, orang kota juga butuh air
pegunungan untuk keperluan hidupnya. Akibatnya ada eksploitasi air pegunungan
secara besar-besaran, yang menyebabkan pegunungan tak lagi dingin, sumber air
di pegunungan mengecil. Bahkan bila kemarau panjang pohon-pohon kekeringan
kekurangan air. Apalagi dengan ekploitasi tanah di daerah pegunungan untuk
keperluan bisnis dan hunian semakin besar. Akibatnya saat musim hujan datang
tanah tak mampu menampung air dalam skala besar sehingga akan terjadi longsor
di daerah pegunungan dan banjir di daerah yang lebih rendah.
kegiatan Siap Darling di Candi Gedong Songo Maret 2020 Foto Koleksi pribadi |
Berkurangnya pohon baik akibat penebangan hutan
maupun kebakaran hutan yang terjadi di mana-mana sangat membawa efek buruk pada
iklim. Seperti kita ketahui bahwa dedaunan pada pohon merupakan penghasil O2 atau oksigen terbaik untuk memproduksi udara
segar yang kita butuhkan. Dan pohon juga menyerap CO2 atau karbon dioksida di
udara untuk keperluan fotosintesis . Karbon dioksida atau emisi karbon yang
dihasilkan dari kehidupan dan peradaban manusia manusia, akibat dari proses
industri, deru mesin, dan gaya hidup. Karbon yang diproduksi secara
besar-besaran oleh industri dan peradapan negatif menjadi tidak terserap oleh
tanaman yang jumlah juga sudah berkurang.
Pemanasan suhu bumi pun meningkat yang disebabkan
adanya pemanasan global, dengan naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.
Gas rumah kaca ini menyebabkan atmosfer menebal dan kemampuan menyerap panas
dari matahari dan emisi bumi serta melepaskannya ke semesta luar angkasa
berkurang. Akibatnya panas memantul kembali ke bumi, yang disebut dengan efek
rumah kaca. Suhu bumi pelan-pelan akan naik
sehingga manusia terperangkap pada perubahan iklim yang juga menyebabkan
perubahan pada kehidupan manusia. Panas yang berpanjangan atau musim hujan yang
tiada usai, tumbuhnya penyakit-penyakit baru yang berasal dari virus, jamur dan
mikrobakteri karena perubahan kelembaban udara.
Perubahan iklim global bukan hanya terjadi melalui
proses pemanasan global. Namun perubahan iklim juga dapat dipicu oleh
serangkaian aktivitas manusia yang berhubungan langsung dengan lingkungan hidup
secara terus-menerus.
Gerakan Kecil Untuk Mengurangi Dampak Perubahan
Iklim
Sebagai individu yang hidup di muka bumi pasti kita punya
peran, sekecil apapun terhadap perubahan iklim yang terjadi di bumi ini.
Alangkah bijaksananya bila sebagai manusia kita berbuat hal-hal kecil atau
mengurangi kebiasaan yang dapat memicu bertambahnya produksi gas emisi yang
berperan penting terhadap perubahan iklim di bumi ini.
Bersepeda dan berjalan.
Bersepeda dan berjalan untuk berpergian dengan jarak
dekat yang bisa kita tempuh, akan membuat kita lebih sehat dan mengurangi
penggunaan bahan bakar fosil, sehingga bisa menekan bertambahnya emisi di
udara. Sekarang kita cenderung senang menggunakan kendaraan bermotor walaupun
jarak tempuh pendek, yang sebenarnya terjangkau dengan sepeda bahkan jalan
kaki. Fenomena dalam satu rumah yang dihuni 3 anggota keluarga bisa mempunyai
lebih dari 3 jenis kendaraan bermotor, juga terlihat di mana-mana.
Mengutamakan Memakai Kendaraan Umum Daripada
Pribadi.
Dengan menggunakan kendaraan umum kita bisa
menghemat bahan bakar fosil, yang berarti mengurangi emisi udara yang keluar
dari knalpot. Selain itu juga mengurangi kemacetan yang terjadi di jalan raya
saat jam-jam sibuk.
Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
Plastik merupakai sampah yang tidak bisa diurai oleh
tanah, keberadaannya yang menumpuk mengotori bumi dan meracuni biota laut, permukaan
tanah menjadi tidak subur lagi dan tidak bisa ditanami. Jadi alangkah baiknya
bila saat berpergian kita membawa tumblir tempat minum sendiri yang bisa diisi
ulang, dan apabila berbelanja penggunakan totebag sendiri untuk mengurangi
sampah tas kresek.
Membeli dan Menggunakan Produk Lokal
Dengan memakai produk lokal kita mengurangi beralihnya
suatu barang yang harus diangkut dengan kendaraan bermotor, selain itu kita
bisa lebih meningkatan ekonomi lokal.
Menanam Pohon dan Mengusahakan Tidak Menebang Pohon
Bila kita mempunyai halaman yang cukup, tanami
dengan pepohonan yang daunnya berguna untuk penyerapan emisi gas, dan
menghasilkan O2 atau oksigen dengan baik. Selain itu buah dari tanaman juga
bisa kita manfaatkan sebagai buah-bauahan dan sayuran.
Usahakan untuk tidak menebangi pohon yang sudah ada
di sekitar kita bila tidak menggangu keselamatan dan bangunan. Cara ini yang
bisa kami lakukan di rumah. Kami membiarkan beberapa pohon mangga di halaman
depan dan belakang, juga beberapa pohon besar lain, karena kebetulan ada
halaman yang cukup luas di depan dan belakang rumah. Maksud mempertahankan
pohon-pohon yang sudah ada adalah agar penyerapan air saat hujan akan terjadi
dengan baik, sehingga air di dalam tanah dapat disimpan dan telah terfilter
oleh akar-akar tanaman. Kami bersyukur masih mempunyai air sumur yang masih layak
digunakan untuk mencuci dan mandi, tidak perlu menggunakan air PDAM kecuali
untuk masak kami memakai air isi ulang.
Demikian masalah yang kami alami langsung akibat
dari perubahan iklim, dan tindakan-tindakan yang bisa saya lakukan semoga bila
dilaksanan bersama-sama akan mengurangi dampak buruk akibat perubahan iklim. #UntumuBumiku kami sayang menyayangimu ...
Yuk, sayangi bumi kita.
#TeamUpforimpact
Kudus, 14 April 2022.
Aku sekeluarga sudah lama mengusahakan melestarikan alam dan lingkungan. Caranya simple aja, bawa wadah bekal makanan dan botol minuman dari rumah ke manapun pergi. Sehingga mengurangi sampah plastik dan tentu lebih hemat :) Sumur2 zaman now memang sudah ga seperti dulu yang airnya jernih ya mbak hhmm :(
BalasHapusSedih bacanya yaa terbayang dulu di Kudus tiap rumah punya sumur bersih yang bisa digunakan kapan pun :( sekarang boro-boro yaa...malah airnya butek...
BalasHapusBetul, air sumur sekarang udah nggak terlalu jernih. Kalau pun mau ngebor harus berpuluh-puluh meter lebih dalam :(((
BalasHapus