para mama dan siswa RBA di ultah RBA ke-11 |
Minggu, 28 Agustus 2022 kemarin aku mendapat
undangan via WA dari Mbak Vienna ( begitu aku memanggilnya) untuk mendatangi
acara ulang tahun RBA ( Rumah Belajar Anak)
yang ke- 11 di Pondok Kreativitas
SOIna Getas Pejaten, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus. Begitu masuk berbaur
dengan para anak didik dan orangtua anak, hati terasa nyesss. Oh ternyata
begini ya perhubungan langsung dengan anak-anak istimewa yang saat itu sedang
sibuk menorehkan cait air pada sebilah kayu, bambu dan tanah liat
masing-masing. Pada acara ini ada 80 anak yang sedang belajar di RBA menunjukan
karya dan prestasinya pada orangtua dan masyarakat bahwa mereka berkarya dan
bahagia.
Yang pertama aku temui saat mau masuk ruang terselenggaranya acara adalah Mama
Dina dengan putri istemewanya Janneta yang saat itu sedang berusaha menorehkan
cat air di papan kayu dengan dibantu mama dan juga susternya. Hatiku begitu
nggregel, melihat gadis kecil yang cantik berada di kereta dorong dengan sekuat
tenaga memaksakan tangannya yang susah digerakan untuk memegang kuas. Ya Robb,
betapa kurang bersyukurnya aku yang sedari lahir diberikan kesempurnaan fisik
namun tidak memanfaatkan dengan maksimal untuk selalu berbuat baik pada sesama.
Ampuni hamba Ya Robb...
Janneta belajar melukis juga |
Sebenarnya RBA bukan hal yang baru bagi aku, karena
kebetulan sekali kami tinggal di depan agak samping Rumah Belajar Anak
tersebut. Namun yang aku lihat selama ini hanya riwa-riwi pengantar, aku belum pernah
menengok kegiatan di dalam. Sampai Mbak Vienna menawariku untuk ikut meliput
acara ulang tahun RBA kemarin itu.
Viena Sang Pelopor RBA
Ibu cantik yang sekarang berusia 38 tahun ini bernama lengkap Viena Widayani, S Psi adalah mama dari Io, putra semata wayang
berusia 8 tahun. Sebagai seorang sarjana
Psikologi, ketertarikan dan kepedulian pada anak-anak berkebutuhan khusus
membuat hati Viena tergugah karena dilihat masih banyak anak berkebutuhan
khusus yang memerlukan tempat untuk belajar, terapi dan memotivasi agar
anak-anak menjadi bersemangat menjalani hidup dengan kelebihan yang dianugerahkan
Tuhan.
Karena motivasi itulah pada tahun 2010 Viena yang saat itu masih berstatus gadis
mendirikan Rumah Belajar Anak, sebuah lembaga untuk belajar dan terapi untuk
anak berkebutuhan khusus yang alamat di Desa Mlati Lor RT 02 RW 02 Gang Kauman,
Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus.
Rumah Belajar Anak diperuntukan untuk menangani anak
dengan berbagai hambatan, seperti Austisme, Adhd Add, Spech delay, Downsyndrome, Celebral palsy,
Tunarungu, Tunawicara, Tunanetra dan Lambat belajar.
Dalam menangani anak berkebutuhan khusus di RBA,
Viena dibantu oleh 12 guru dan terapis serta 4 guru ekstra seperti menggambar,
menari, menyanyi. Di RBA sendiri dengan sistem penangan 1 guru/terapis untuk 1
anak.
Banyak program holistik yang ditawarkan di RBA,
seperti aktifitas sehari-hari atau kemandirian, wicara, Okupasi, Finemotorik,
Grosmotorik, Edukasi dan Kreasi.
Buat yang masih asing dengan kata-kata di atas, ada
sedikit gambaran agar mengerti apa yang bisa dilakukan di RBA.
Terapi Okupasi ini diperuntukan buat anak yang
mengalami gangguan fisik dan atau mental dengan menggunakan latihan/ aktivitas
mengerjakan sasaran yang terseleksi
(okupasi) untuk meningkatkan kemandirian individu pada area aktivitas
sehari-hari, produktivitas dan pemanfaatan waktu luang untuk meningkatkan
derajat kesehatan. Sehingga anak yang berkebutuhan khusus bisa berperan dalam
aktivitas keseharian.
Sedangkan Finemotorik atau ketrampilan motorik halus
adalah kemampuan untuk mengkoordinasi gerakan otot kecil dari anggota tubuh,
terutama yang melibatkan jari tangan, dan biasanya dengan koordinasi mata.
Contoh ketrampilan motorik halus adalah memegang, menulis, menggunting, dan
lain sebagainya. Ketrampilan motorik halus ini melibatkan kekuatan, kontrol
motorik otot, dan deksteritas.
Grosmotorik yang mengalami keterlambatan atau
Grosmotorik delay adalah keterlambatan suatu perkembangan sesuai tonggak usis
sehingga salah satu perkembangan menjadi dominan, yaitu pada perkembangan
motorik. Salah satu penyebab keterlambatan motorik ini adalah kelahiran premature,
sehingga seluruh organ bayi premature belum siap untuk dilahirkan. Anak dengan
Grosmotorik delay ini butuh fisioterapi dengan latihan-latihan gerak tubuh baik
secara aktif maupun pasif.
Di RBA juga diajarkan edukasi calistung yang
merupakan tahapan dasar untuk mengenal huruf, angka. Calistung merupakan
singkatan dari membaca, menulis dan berhitung, seperti sekolah formal lainnya.
Sedangkan untuk Kreasi atau ekstra sesuai minat
anak, seperti musik keyboard, melukis dan menari. Dari ekstra ini anak bisa
menunjukan kemampuannya di sini.
Metode pembelajaran yang diterapkan di RBA denga
satu guru untuk menangani satu murid. Dengan berbagai pilihan kelas fullday,
reguler 4 jam dan reguler 2 jam, home terapy dan shadow teacher atau guru
bayangan yang bertugas membantu siswa dengan disabilitas dalam mempelajari
materi yang diajarkan oleh guru dan administrasi pendidikan yang berkaitan
dengan siswa.
Tidak ada kata lulus untuk anak-anak berkebutuhan
khusus yang belajar di RBA karena pembelajaran dan terapi diberikan sesuai
dengan kebutuhan anak dan orang tua yang menentukan sendiri target yang akan
dicapai oleh putra-putrinya. Siswa di RBA juga bisa yang hanya belajar di RBA
saja, atau sekolah di sekolahan umun, TK, SD, SMP, dan SMA, atau siswa dari SLB
yang ingin menambah kemampuan secara khusus. Karena RBA bukan hanya tempat
belajar namun juga sebagai lembaga terapi buat anak berkebutuhan khusus.
Siswa RBA bukan hanya berasal dari Kudus, namun juga
dari kota-kota di sekitarnya. Seperti Demak, Jepara dan Pati, usia siswa juga
beragam dari yang masih berusia 2 tahun sampai yang sudah berusia 24 tahun,
karena tidak ada kata lulus belajar di RBA. Selayaknya kita yang normal
anak-anak berkebutuhan khusus juga perlu belajar dan terapi terus menerus.
Ulang Tahun RBA
ke-11
pemenang di ultah RBAke-11 |
Kembali ke acara ulang tahun yang kemarin sempat aku
hadiri, banyak sekali kejutan-kejutan dari siswa istimewa ini yang tampil di
panggung. Seperti fashion show, menari persembahan dari anak-anak Down Syndrom,
anak Autis, Tuna Rungu dan Tuna Grahita, melukis dan senam otak yang diikuti
semua anak, membaca puisi yang isinya
sangat menggugah hati dari anak Tuna Grahita, serta ada juga Farel Prayoga KW yang
menyanyikan lagu ‘Ojo Dibandingke’, ada juga Karawitan inklusi dipersembahkan
bersama anak-anak RBA, SOIna, perwakilan SLB Cendono dan SLB Purwosari, serta
stand ketangkasan (grossmotorik).
Jack Wilson yang melukis di Jack Art |
Di acara ini aku juga berjumpa dengan Jack Wilson seorang
anak berusia 7 tahun berkebutuhan khusus
yang hidupnya dihabiskan di kereta dorong namun mempunyai kemampuan yang luar
biasa di bidang melukis abstrak. Jack mempunyai Jack Art , pada Pameran
Keajaiban ini Jack memamerkan karya-karyanya yang dituangkan di atas kain
menjadi rok, phasmina dan kraf yang keren sekali.
karya Jack Art |
Ada juga Gwen
gadis kecil berusia 7 tahunan dengan berbagai penghargaan yang dipeloreh
di bidang melukis, sehingga menjadikan Gwen sebagai gadis kecil lincah dan
percaya diri walaupun menyandang sebagai anak berkebutuhan khusus.
Di bagaian belakang panggung aku mendapati Pameran
Keajaiban karya siswa-siswi RBA yang sangat istimewa tidak kalah dengan anak
normal lainnya. Seperi Jack Art, Galeri Gwen dan lainnya.
Gwen Garery keren kan |
Dalam merayakan ulang tahun ke-11 RBA bekerjasama
dengan Spesial Olympic Indonesia (SOIna) Kudus dengan mempersembahkan Pagelaran
Seni dan Kreasi Anak Berkebutuhan Khusus siswa-siswi RBA. Dengan tema acara “
Kibarkan Generasi Merah Putih Menuju Generasi Sehat dan Kreatif.”
Acara juga dihadiri oleh Ketua SIOna Kudus, Bambang
Sumadioyono, perwakilan dari National Paralympic Committe Indonesia (NPCI),
Giarto dan perwakilan Pengawas TK KB Kecamatan Kota Kabupaten Kudus, Niniek.
Harapan Viena Tentang Masa Depan RBA
Sebagai pendiri dan pengelola RBA Viena berharap acara Pagelaran seni dan Kreatif pada ulang tahun RBA ke-11 ini membawa dampak
yang positif pada anak-anak berkebutuhan
khusus asuhannya agar mereka lebih percaya diri dengan bakat minatnya, Dan
orang tua lebih terbuka cara pandangnya, bahwa anaknya tetap bisa dibanggakan,
seperti anak lainnya.
Harapan Viena sendiri ke depannya Rumah Belajar Anak
bisa menjadi Sekolah atau lembaga pendidikan untuk anak-anak berkebutuhan
khusus yang di akui pemerintah menjadi sekolah formal.
Semoga harapan Viena dan guru-guru di RBA bisa
terwujud, dan menghasilkan anak-anak istimewa menjadi semakin luar biasa lebih
percaya diri dan semangat menghadapi masa depan. Amiin...
Banyak banget kegiatan positif di RBA ini ya bu. Bikin termotivasi untuk selalu semangat dan gak mudah menyerah. Terima kasih tulisannya menginspirasi bu.
BalasHapusKeren banget ya dedikasi dan kepedulian Mbak Vienna akhirnya bisa merintis RBA yang jadi tempat belajar anak-anak ABK dengan gembira. Salut pada Mbak Vienna dan segenap karyawannya, semoga RBA makin berkembang dan banyak menginspirasi untuk buka juga di tempat lain
BalasHapusTurut mengamini harapan dari RBA utk mencetak anak2 istimewa mjd luar biasa & percaya diri menghadapi masa depan. Masyaallah anak2 istimewa pasti memiliki bakat luar biasa. Semakin diasah akan semakin membuahkan hasil yg luar biasa.
BalasHapusMasyaAllah tabarakAllah, semoga jadi ladang amal dan penambah rezeki ya mbak. Aamiin
BalasHapusBaru tau nama istilahnya grossmotorik delay, ketika anak alami keterlambatan karena terlahir premature
BalasHapusMasyaAllah, semoga RBA semakin menebarkan manfaat lebih luas dan banyak yang menjangkaunya