Sosialisasi Museum Kretek, dok pri |
Pada hari Rabu, 14 September 2022 saya mendapat
undangan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kudus untuk serta
menghadiri acara Sosialisasi Museum Kretek yang diselenggarakan di Hom Hotel,
Jalan Tanjung Kudus. Acara yang sempat molor itu dibuka oleh Sekretaris Dinas
Pariwisata Bapak Wisnu Brata, dengan dua narasumber , yaitu : Ibu Retna Dyah
Rdityawati, S.S.,M.Hum dari Balai Cagar Budaya Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata
Kabupaten Rembang dan Bapak Edy Supratno, M. Hum dosen sejarah STIA Syekh
Jangkung Pati dan Ketua TACB Kabupaten Kudus.
Acara yang dihadiri oleh perwakilan keluarga pabrik
kretek Saboek, keluarga Nitisemito yang terkenal sebagai Raja Kretek, keluarga
pabrik kretek Klampok dan juga perwakilan pabrik kretek lainnya yang ada di
Kudus, dihadiri pura oleh para wartawan dan berbagai pihak terkait diawali
dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan doa, serta tari Kretek yang
dibawakan apik tiga orang perempuan dan
satu pria sangat memukau dengan gerakan-gerakannya yang sangat dinamis.
Tari Kretek, dok pri |
Kemudian dilanjutkan dengan serah terima benda
peninggalan bersejarah dari keluarga Pabrik Rokok (PR) Saboek H.M. Noer Chamid kepada
Museum Kretek dalam hal ini diwakili oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis
Daerah (UPTD) Museum Kretek dan Taman Budaya, Yusron untuk menambah koleksi
Museum Kretek untuk menjadi saksi sejarah yang bisa diperlihatkan pada generasi
selanjutnya. Benda bersejarah yang akan diserahkan tersebut berupa 24 foto, 3
piring dan 9 cap atau etiket yang pernah digunakan pabrik Kretek Saboek.
penyerahan benda nersejarah PR Saboek ke Museum , dok-pri |
Benda-benda koleksi yang baru diterima tersebuat
nantinya akan dikonsultasikan keasliannya pada Museum Ronggowarsito Jawa
Tengah. Selanjutnya akan dilakukan konservasi dan kajian koleksi yang baru
diterima. Setelah diketahui makna dan sejarah benda-benda koleksi baru
tersebut, kemuadian baru diseminarkan dan diputuskan apakah koleksi baru
tersebut akan dipajang atau disimpan di tempat penyimpanan koleksi.
keluarga PR Saboek,dok-pri |
Dalam sambutannya Wisnu Brata menyampaikan bahwa
museum bukan hanya sekedar tempat menyimpan koleksi benda bersejarah, namun
museum harus dapat memberi edukasi dan juga ruang rekreasi untuk masyarakat.
Untuk itu museum perlu untuk mengadakan sosialisasi agar lebih dikenal oleh
masyarakat untuk memanfaatkan museum tersebuat.
Sebelum acara dilanjutkan denngan pemaparan dari dua
narasumber diselingi dengan jargon museum dengan meneriakkan Salam Museum yang
dipandu oleh Duta Museum dari Museum Kartini Rembang.
duta Museum dari Rembang |
Narasumber pertama adalah Ibu Retna Dyah Radityawati,
SS.,M.Hum dari Dinas Kebudayaan Dan
Pariwisata Rembang, yang mengelola Museum Kartini Rembang.
Bu Retna menjelaskan tentang fungsi museum dari segi
pengkajian, pendidikan dan Kesenangan atau sebagai tempat pariwisata. Fungsi
Museum sesuai UU NO. 11 TH 2010 Tentang Cagar Budaya, adalah melindungi
koleksi, mengembangkan koleksi, memanfaatkan koleksi, dan mengkomunikasikan
museum kepada masyarakat.
ibu Retna , narasumber dari Rembang |
Dalam menjalankan fungsi museum berdasarkan PP Nomor
2015 berisi mengenai kode etik permuseuman:
1. Hal-hal
yang menyangkut penyelenggaraan museum ( yaitu terkait dengan tanggung jawab
terhadap koleksi dan tanggung jawab profesional.
2. Hal-hal
yang berkaitan dengan pelayanan publik.
Etika Pelayanan Publik , menyangkut :
-
Adil dan tidak diskriminatif
-
Cermat
-
Santun dan ramah
-
Tegas, andal, tidak memberi keputusan
yang berlarut-larut
-
Profesional
-
Tidak mempersulit
-
Patuh pada perintah atasan yang sah dan
wajar
-
Menjujung tinggi nilai-nilai
akuntabilitas dan intergitas institusi penyelenggara
-
Tidak membocorkan informasi yang wajib
dirahasiakan sesuai aturan perundang-undangan.
-
Menghandari langkah tepat untuk
menghindari benturan
-
Tidak menyalahgunakan sar-pras,
fasilitas pelayanan publik.
-
Tidak memberi info yang menyesatkan
-
Tidak menyalahgunakan jabatan yang
dimiliki
-
Sesuai dengan kepantasan
-
Tidak menyimpang dari prosedur.
Sedang yang dimaksud dengan etika pelayanan,
Etika Pelayanan contohnya, Pemandu Museum
-
Memberi kesan positif yang mendalam
-
Menyampaikan informasi pameran yang
sedang berlangsung
-
Menyampaikan visi dan misi museum
-
Menunjukan alur kunjungan
-
Membenahi pameran dan sar-pras
-
Memberik layanan tambahan/ informasi
lain
-
Turut memberi layanan kesehatan,
keselamatan, dan keamanan
Pengunjung Meseum terdiri :
-
Pengunjung keluarga
-
Pengunjung dari kelompok pendidikan
-
Pengunjung Kebutuhan Khusus
Fungsi Museum
1. Pameran
Tetap
2. Pameran
Kontenporer
3. Program
Publik
Program publik yang baik :
-
Dirancang dengan baik dengan melibatkan
kurator, registrar, humas, dan edukator
-
Menyesuaikan dengan tren yang ada,
misalnya HUT Proklamasi, Pandemi Covid-19, narasi jalur rempah.
-
Perlu story line yang kuat
-
Penguatan narasi program selalu
menghubungkan Cagar Budaya dan Obyek Pemajuan Kebudayaan (OPK).
-
Kepastian publikasi dan promosi program
publik sampai kepada khalayak/ masyarakat
-
Pemasaran menjadi bagian penting untuk
kesuksesan program
-
Program publik dibuat karena keinginan
museum dan masyarakat masa kini.
Obyek Pemajuan Kebudayaan meliputi:
-
Tradisis lisan
-
Manuskrip
-
Adat istiadat
-
Teknologi tradisional
-
Ritus
-
Pengetahuan tradisional
-
Seni
-
Bahasa
-
Permainan rakyat
-
Olahraga tradisional
-
Cagar budaya
Narasumber kedua, Bapak Edy Supratno. M. Hum
Pak Edy menunjukkan bahwa ekspor rokok dari Kudus ke
kota-kota lain, seperti : Gresik, Solo, Lamongan, Bojonegoro, Surabaya dan
Babat antara tahun 1919 sampai tahun 1927 menunjukkan bahwa industrik kretek di
Kudus lebih maju dibanding kota-kota lain. Kehebatan industri kretek di Kudus
sudah terekam seabad yang lalu dalam sebuah jurnal De nleuwe vorstendlanden 24
Pebruari 1921. Kretek sudah disetarakan dengan barang-barang kebutuhan pokok
seperti mertega di Eropa. Bahkan pada saat Jaman Jepang industri kretek memberi
bantuan pada Pemerintah Jepang saat itu.
Narasumber kedua Pak Edy, dokpri |
Industri kretek di Kudus juga telah memberikan sumbangan
kepada prajurit TNI yang bertugas di Papua dengan mengirimkan rokok kretek yang
seyogyanya untuk karyawan pabrik.
Acara ditutup kengan konferensi press dari keluarga
Pabrik Rokok Saboek dengan memamerkan barang-barang peninggalan nenek-kakek
mereka ke museum, untuk menambah koleksi di Museum Kretek Kudus.
Ternyata industri kretek di Kudus ini sangat bersejarah dan sudah disetarakan dengan mentega di Eropa. Ada etikanya juga ya kalau kita berkunjung ke museum. Hebat sekali Museum Kretek yang sarat koleksinya serta edukasi bagi masyarakat.
BalasHapusWah sumbangan berharga untuk koleksi museum kretek ya Bunda, makin tak sabar mengunjungi museum kretek dan mempelajari sejarah Kretek mulai di Kudus dan berjaya hingga kini
BalasHapusMuseum selalu bikin saya rindu, Bu. Dari dulu emang senang banget bersinggungan dengan benda-benda purbakala. Semoga Museum Kretek tetap lestari biar bisa memberikan nilai edukasi yang lebih banyak lagi.
BalasHapusTernyata koleksi di dunia kretek juga memiliki banyaksejarah untuk dikenang dan disimpan dalam museum ya, mungkin kaena industri rokok bergeser ke yang lebih modern
BalasHapus