selain ngeblog juga baca puisi, dokpri |
Aku memang terlambat menyadari kalau menulis itu
asyik. Iya, walaupun dulu aku kuliah di fakultas Sastra dan Bahasa namun aku
merasa menulis itu riweh, malu bila tulisan dibaca orang, dan lain sebagainya.
Pokok nggak PD banget, walau kala itu salah seorang dosen berulangkali
menginggatkan agar mahasiswanya giat menulis. Namun bagi aku menulis cukup
disimpan di diary saja. Takut kebaca orang lain.
Nah pada suatu ketika saat sudah bekerja di kosmetik,
menulislah aku dan iseng-iseng mengirimkan ke koran Jawa Tengah, eh kok
diterima, dimuat. Seneng banget tentunya, ternyata menulis untuk dipublikasikan
itu tak seribet apa yang dalam bayangan.
Sejak itu aku hanya beberapa kali menulis saja,
karena pekerjaan saat itu ribet banget serta saat itu belum ada kemudahan pakai
laptop ataupun smartpone untuk menulis.
Hingga akhirnya aku harus mengikuti suami, dan meninggalkan
segala aktifitas kerja. Menetap di pulau Borneo yang masih penuh misteri
bagiku.
Kami tinggal di sebuah rumah yang belakang rumah
sudah hutan ( tapi bukan belantara) tetep aja serem. Apalagi listrik yang hanya
menyala dari jam 6 sore hingga jam 6 pagi saja, plus jam kerja suami yang
panjang, belum terlalu akrab dengan lingkugan. Jadi apa ya yang bisa aku
lalukan selain memasak, beberes rumah, masih banyak waktu luang. Akhirnya aku
mulai suka menulis lagi, tapi tetep di buku kecil menggunakan pulpen saja. Aku
belum punya laptop maupun smartphone yang bisa digunakan sarana menulis.
Beberapa tahun setelah balik lagi ke Jawa, aku mulai
suka membaca secara online, dan memiliki akun media sosial. Dari situ aku
mengenal tulisan-tulisan online bertebaran, karena sudah mulai punya fasilitas
laptop aku jadi pingin ikut menulis online juga. Hingga akhirnya bertemu dengan salah satu komunitas Kompasiana yang
saat itu sedang mengadakan lomba menulis tapi syaratnya harus punya akun di
Kompasiana untuk posting tulisan lomba.
Sejak punya akun Kompasiana di tahun 2013, aku jadi keranjingan menulis, hampir tiap hari
bahkan bisa sehari dua kali aku post tulisan, walau itu hanya puisi atau cerita
pendek saja.
Setelah bergaul dengan banyak Kompasianer, dan
mereka yang hobby menulis baru aku tahu, kalau menulis di blog itu bukan di
Kompasiana saja tetapi ada juga yang namanya blog pribadi. Jadilah aku utak-atik
sendiri bikin blog di Blogspot dan di Wordpress. Semula aku coba untuk menulis di
kedua blog itu, namun ternyata ada lagi yang ngasih saran harus bayar domain
agar tulisan banyak yang baca. Dan saatnya aku memilih Blogspot untuk domain
yang aku beli.
Namun bejalannya waktu, membeli domain ternyata
tidak membuatku lantas rajin menulis mengisi blog. Karena berbagai kesibukan
aku malah jadi semakin jarang menulis, walau tiap tahun harus bayar domain.
Karena sekarang sudah bergabung dengan berbagai
komunitas blogger, membuat kadang-kadang suka kalau ada job menulis jadi tambah
semangat gitu, kalau menulis dan dapet duit, ( Hahahah).
Semakin bertambah umur, menulis menjadi hal yang
kadang sulit. Kadang waktu , badan jadi mudah capek jadi sudah buka laptop tak
keluar satu pun tulisan, belum lagi cepat mengantuk. Pokoknya menjelang usia 60
tahun, badan sudah sefit dulu kala, harus bisa menyiasati diri agar bisa tetap
menulis.
Menulis Saat Usia Senja
Semua pasti setuju, kalau usia senja saatnya kita
memperbanyak waktu untuk mendekat dengan Sang Khaliq. Oleh sebab itu aku tidak
ingin lagi menulis hal-hal yang tidak berguna baik bagi diri sendiri maupun
orang lain.
Di sela-sela kesibukan pekerjaan rumah yang tidak
juga berkurang, aku ingin tetap menulis. Masih banyak hal, atau pun sekedar
berbagi pengalaman yang ingin aku tulis. Aku inginkan tak ada lagi yang
mengalami hal-hal yang buruk dan tidak mengenakkan seperti yang aku alami, jadi
aku masi tetap ingin menulis agar apa yang menjadi uneg-uneg kesampaikan.
Jika kelak aku dipanggil Yang Kuasa, masih ada hal yang
berguna kalau membaca tulisanku. Aku masih bisa dikenang lewat tulisan.
Jadi aku berjanji, Insyallah bila diberi kesehatan
aku ingin tetap menulis. Biarlah Gajah Mati Meninggalkan Gading, sedang aku
bisa meniggalkan tulisan sehingga masih ada orang yang mengenangku. Syukur-syukur mendoakan aku
kelak.
Wah sama kayak saya bu. Usia udah otw 60, baru mulai suka nulis, biar nggak pikun juga sih bu.
BalasHapustosss Mbak Wahyu, semangat sehat terus ya...
HapusSemoga sehat selalu dan tetap lancar ngeblog, ya. Ada banyak manfaat yang dapat diperoleh, pun disebarkan ke masyarakat
BalasHapusMasya Allah bunda Sri ini panutan banget buta kita2 loh. Usia bukan batasan untuk melakukan hobi dan terus berkreasi sesuai hati nurani. Bisa menjadi terapi juga menulis blog ya bun. Semoga selalu sehat dan dapat terus ngeblog hingga nanti dan berbagi informasi, pengalaman dan wawasan untuk pembacanya aamiin.
BalasHapusAamiin, Bisa berkenalan dengan Mbak Nurul itu suatu keberkahan bisa ketularan semangat untuk tetap ngeblog, Terima kasih doanya... dan sehat selalu buat kelauarga Mbak Nurul, yaa...
HapusHalo, Mbak. Semoga sehat selalu dan tetap semangat ngeblog. Kalau aku kenal blog karena tugas KKPI pas jaman SMK.
BalasHapusAmin, terima kasih doanya,,..Mbak. Alhamdulillah , yuk tetap semangat ngeblog..
HapusMasyaAllah, Bu Sri keren! Saya juga dulu selalu tidak percaya diri buat publish tulisan. Alhamdulillah, lama-lama pede aja terutama setelah ikut komunitas Gandjel Rel
BalasHapusKeren banget mba semangatnya, semoga sehat selalu dan semangat ngeblog yaa
BalasHapusAamiin, terima kasih Mbak Dewi. Bersyukur baget bisa kena Mbak Dewi dan Ruang Aksara...bisa banyak belajar tentang blog..
HapusAku merinding mbak bacanya. Suka dengan paragraf terakhirnya. Sehat2 terus dan ditunggu kisahnya tentang Borneo...
BalasHapusMbak Wahyu , terima kasih banyak sudah berkunjung kesini. Cerita tentang Borneo banyak aku tulis untuk fiksi mbak...
HapusWah..sesama menjelang usia senja nih..TOS duluu..hehe.. Salut aku dg semangatmu, mba. Dan aku setuju, meski tulisan kita pendek atau sederhana, bila diniatkan untuk berbagi insyaallah akan bermanfaat ya mba.. Salam semangaaaat...
BalasHapusTerima kasih Mbak Mechta, salam sehat juga buat mbak. Semangaaat,,,,
HapusSenior Kompasiana nih Mbak Sri. Dulu saya juga punya akun di sana, tapi aktifnya hanya untuk ngefiksi saja. Setelah grup Fiksiana tidak aktif bikin event nulis lagi, saya ikutan ga aktif update akun K.
BalasHapusLoh, Mbak Uniek dulu aktif ngefiksi juga ya. Apa juga gabung dengan Fiksiana Community ya..Mbak. Iya nih...sayang banget FC mati. Kami para admin pada punya kesibukan sendiri2..
HapusInsyaallah amal jariah kebaikan lewat tulisan akan terus mengalir, ya, Bu. Selalu suka dengan tulisan ibu yang menginspirasi.
BalasHapusBarakallah,Ibu..semoga semua tulisan kita menjadi bagian dari amal jariyah kita nanti ya..aamiin
BalasHapusSubhanallah, semangatnya luar biasa. Panutan sekali, tetap konsisten dan rajin menulis meski sudah (mohon maaf) berusia senja. Memang, tidak ada kata telat dalam menulis dan berkarya. Kisah samean keren banget Mbak. Aku jadi banyak belajar dan tergerak. Belakangan juga sudah mulai fokus dengan beberapa niche yang kupahami betul sehingga bisa memberikan tulisan yang bermanfaat dan menyeluruh dengan topik yang tentunya aku pahami.
BalasHapusKisah yang menarik, semoga bisa terus konsisten, semangat dan sehat selalu.
Salam Hangat
Rahman