Apa Harus Tinggal di Panti Jompo Saat Tua Nanti

Posting Komentar

 

foto bersama teman-teman seangkatan


 

Memasuki usia ke- 59 tahun ada kegelisahan yang dulu tidak terpikiran. Bukan saja masalah kesehatan yang sudah seperti dulu lagi, ruang gerak terbatas dan lamban,  makanan yang harus lebih selektif  karena akan berdampak pada kesehatan tentunya. Tetapi juga tetang perasaan sepi , apalagi kalau kebetulan suami sedang ke luar kota.

Sebagai  pasangan yang tidak dikaruniai keturunan, saya dan suami sudah menerima dan tidak pernah membicarakan lagi. Apalagi saya sudah mengalami masa menopause sejak beberapa tahun  lalu, yang berarti kesempatan untuk mempunyai anak sudah purna, kecuali tiba-tiba ada mukjijat!

Sebenarnya punya anak atau  tidak itu adalah karunia Yang Kuasa selagi sebagai manusia kita sudah berusaha dan berdoa namun hasil akhir tetep hak prerogatif Tuhan , jadi tak ada lagi yang patut disesali atau dibicarakan.  Kita ikhlas menerima saja. Yang penting saat ini adalah bisa menjaga kesehatan lahir dan batin dan memperbanyak ibadah saja , urusan di belakang kita mau ada yang merawat atau tidak Lillahita’ala saja!

Toh mereka yang mempunyai  anak belum tentu saat tuanya nanti, anak-anaknya bisa menemani dan merawat saat orang tua sudah tak berdaya. Buktinya beberapa waktu yang lalu ada berita ditemukannya oma dan opa yang meninggal membusuk di rumah. Padahal  mereka mempunyai anak , jadi menurutku  bukan jaminan mempunyai anak atau tidak saat tua kita ada yang menemani dan merawat.

Saya mempunyai  teman yang tidak menikah tapi saya lihat teman saya tersebut tetap bahagia dan tidak pernah kesepian karena  dikelilingi keluarga, keponakan dan kerabat  yang perhatian dan penuh kasih sayang padanya.

Namun tidak kurang seorang yang mempunyai  pasangan dan anak justru sering merasa kesepian dan sendirian, karena pada sibuk dengan urusan masing-masing. Tinggal kedekatan dan kasih sayang macam apa yang telah kita berikan pada anak-anak kita, yang tentu akan mempengaruhi juga bagaimana sikap anak-anak setelah kita tua nanti.

Kegelisahan!

Jadi sepatutnya saya gelisah atau nggak, sih?  Sebagai manusia dengan segala sifat keragu-raguan pasti ada terlintas , gimana nanti kalau saya tua!

Dari kegelisahan itulah saya browsing soal, panti jompo, panti wreda dan pondok  pesantren  manula. Ternyata tidak semuanya seseram yang ada di pikiranku. Banyak juga tempat tinggal untuk lansia yang manusiawi, humanis dan terjaga kebersihannya.

Kebayang nggak saat tua nanti kita bisa hidup dengan orang-orang seangkatan , bisa saing jaga, berbagi, mengingatkan untuk sama-sama menanti saat panggilan Tuhan datang.  Sehingga kita bisa lebih fokus untuk beribadah, dan menjaga kesehatan tanpa  memusingkan urusan dunia lagi.

Maka selagi sekarang masih sehat, masih mampu mencari nafkah, kita benar-benar manfaatkan untuk menyiapkan masa tua tiba. Entah dberi umur panjang atau tidak, ibadah tetap harus dijaga dan diperbanyak, namun urusan dengan sesama juga harus tetap dijaga agar selalu baik, tidak saling menyakiti.

Semoga kita tetap sehat dan dapat melakukan aktifitas dan melayani diri sendiri sampai tua nanti, jadi tida perlu merepotkan orang lain, maupun keuarga.

Karena bukan hanya saya saja yang tidak mempunyai keturunan, teman-temanku juga banyak . Mereka juga baik-baik saja  sampai sekarang.

Semoga kalian yang membaca tulisan ini juga sudah kepikiran untuk mempersiapkan masa tua nanti.

Artikel ini adalah bagian dari latihan (2) komunitas LFI supported by BRI




srisubekti.com
wife ordinary, writer, fiksianer, kompasianer, Content creator

Related Posts

Posting Komentar